Anak-anak yang Bingung
Pada suatu hari di rumah tetangga, Anton sedang bermain dengan adiknya dan tiba-tiba saja si adik menangis dengan keras karena mainannya direbut. Anton tidak mau mengalah dan malahan mengejek adiknya. Ibunya melihat hal itu terjadi dan dengan serta merta berteriak dengan suara nyaring nan merdu, “ Ayooo……, teruskan……. ya ganggu adikmu terus. Nanti Mama hukum kamu kalau terus ganggu adikmu. Kan adikmu masih kecil kamu yang lebih tua ngalah dong ? “
Anton terdiam kebingungan, dalam hatinya ia berkata, “ lho tadi katanya disuruh terus, lha kok kalau saya teruskan malah dihukum dan kapan adik akan jadi lebih tua daripada kakak ya ?”
Anton mempunyai pikiran seperti itu karena telah sering mendengar ucapan ibunya yang seperti tadi. Setiap kali ia dan adiknya berebut mainan selalu saja adiknya akan menangis untuk menarik perhatian ibunya. Dan anehnya ibunya selalu mengatakan hal yang sama seperti di atas kepadanya.
Sejak saat itu Anton selalu mencari makna atas perkataan orangtuanya. Ia sering bingung sendiri, tanpa disadari tentunya, apakah yang sebenarnya dimaksudkan oleh orang dewasa di sekitarnya. Jika ia sendirian seringkali memorinya memunculkan perkataan-perkataan orangtuanya dan orang dewasa di sekitarnya yang membuat ia bingung.
Tanpa disadari ia tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan susah mengambil keputusan dalam waktu cepat. Ia menjadi tidak berani memutuskan sesuatu dan lambat laun inisiatifnya untuk memulai sesuatu semakin menurun.
Cepat atau lambat kita bisa meramalkan apa yang akan terjadi pada diri anak yang sering harus mencari makna atas setiap tindakan atau perlakuan dari orang di sekitarnya. Mereka akan tumbuh dengan sikap penuh keraguan dalam bertindak, takut dikritik, perfeksionis, tidak berani mengambil keputusan besar, kurang berinisiatif dan tergantung pada orang lain.
Atau mungkin anda pernah mendapati seorang anak yang ulangannya jelek dan kemudian mamanya mengeluarkan sejuta kata mutiara, ”Aduh kamu ini, kemarin kan sudah belajar dan katamu kamu mengerti, lah kok sekarang dapatnya cuma segini? Aduh kamu ini, harus diapakan sih ? Mama dulu ya tidak pernah dapat nilai sejelek ini lho ! Mama selalu dapat nilai bagus !”
Dan papa si anak yang mendengarkan juga omelan istrinya agak sedikit tersinggung dan mengatakan ” Heh, Mama menyindir Papa ya ! Mau menncari kambing hitam ya ? Apa maksudnya Mama mengatakan nilai Mama selalu bagus apa nyindir Papa ? Catat ya nilai Papa dulu juga selalu bagus bahkan selalu masuk dalam 10 besar di kelas ! ”
Dannnn ………….. bingunglah si anak. Dalam pikiran bawah sadarnya muncul suara kecil yang mengatakan, ” Mama nilainya selalu bagus, Papa juga selalu bagus bahkan masuk dalam 10 besar di kelas ? Kalau begitu kenapa aku jadi bodoh begini ya ? Kok kayaknya gak nurun Papa atau Mama sih ? Aku ini anak siapa sih sebenarnya ? Apa maksud Mama mengatakan nilainya selalu bagus ? Dan apa maksud Papa mengatakan hal itu juga. Padahal kan tadinya dia baca koran ? Kenapa dia tiba-tiba mengatakan bahwa nilainya juga sangat bagus. Apa mereka mau mengejek aku ya ? Kok gara-gara nilaiku mereka jadi bertengkar sendiri sih? Apa salahku ?” Dan beribu-ribu pertanyaan lain yang akan muncul di benak si anak.
Sampai di sini anda mungkin berpikir, ”Wah susah sekali menjadi orangtua. Kok ini salah dan itu salah ya. Saya dulu juga diperlakukan seperti itu oleh orangtua saya. Tapi kok ya …. tidak apa-apa tuh ? Sekarang hidup saya juga sukses ?!”
Oh yaaaa…….. Pernahkah anda merenung dan menggali dalam diri anda apakah ada konflik-konflik kecil yang timbul yang anda abaikan saja karena tidak tahu jawabannya. Dan anda mengabaikan karena anda melihat sepintas tidak ada pengaruh besar bagi kehidupan anda. Sesekali saja muncul tapiiii …. ya tidak perlu diungkit lagi ah.
Anda benar. Anda bisa sukses dengan apa yang orangtua anda telah lakukan pada anda. Dan tahukah anda seandainya orangtua kita melakukan sesuatu yang lebih positif lagi dari apa yang telah dilakukannya maka kita bisa jadi lebih sukses daripada sekarang. Bukankah setiap akibat merupakan hasil dari suatu sebab. Dan jika sebabnya berbeda maka akibatnya berbeda juga, betul kan ?
Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan dan lakukan kepada anak-anak kita. Jika perkataan dan perbuatan itu sering diulang maka pikiran bawah sadar anak akan menangkapnya dan menyimpannya sebagai fakta kebenaran. Apapun faktanya, positif ataupun negatif, akan dianggap sebagai kebenaran dan diwujudkan dalam realita fisik si anak. Itulah yang disebut hypnosis. Kita sadari atau tidak, kita telah menghypnosis anak-anak dengan perkataan dan perbuatan kita. Kita telah menghypnosis anak-anak kita dengan lakon sehari-hari yang kita pentaskan sebagai drama kehidupan di depan mata mereka.
Jadi apa yang harus kita lakukan ? Berikut ini adalah beberapa tips agar anak-anak tumbuh dengan baik :
- katakan apa yang anda inginkan terjadi, jangan membuat anak mencari-cari sendiri makna dari ucapan atau tindakan anda. Janganlah terlalu suka memelototi anak dan berharap mereka akan mengerti apa maksud anda, mereka akan mencari makna dan akhirnya tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan takut berbuat salah. Jika anda ingin dia menghentikan tindakannya langsung katakan, ”Sudah cukup. Hentikan sekarang. Sebenarnya apa yang kamu inginkan? ”
- Akui dan hargailah perasaan mereka. ”Kamu lagi jengkel ya, sedih ya, atau kecewa? Kamu jengkel karena ………………. (mainanmu direbut oleh adik ya, atau Mama / Papa membentak kamu ya , atau apapun penyebabnya ). Yaa ……. Mama / Papa mengerti dan bisa merasakan hal itu. Mama / Papa sendiri juga akan jengkel atau marah jika diperlakukan seperti itu. Menurut kamu apa yang bisa dilakukan agar perasaan jengkelmu hilang ? Apa kamu mau minum dulu ? Atau mau melakukan ………. (jalan-jalan di halaman, minum dulu)
- Bersikaplah konsisten. Tindakan dan ucapan kita harus selaras. Selain itu kita sebagai pasangan juga harus konsisten dan sepakat dengan berbagai aturan. Jangan sampai kita mengijinkan hal tertentu tetapi pasangan kita mengijinkannya atau sebaliknya. Jika hal itu sering terjadi maka si anak juga akan mencari sendiri kebenaran makna dari ucapan atau tindakan itu.